Rabu, 24 April 2013

Tulisan 16_Teori Organisasi Umum 2


Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia


Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia

Belanja adalah satu aktifitas dalam diri kita sehari-hari. Pusat perbelanjaan yang bernama Alfamart Minimarket tentu dalam pemasarannya selalu melakukan promosi agar konsumen / pelanggan selalu belanja di tempat mereka. Seperti halnya Minimarket Alfamart, saat ini ada program promo besar-besaran dengan nama Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia.  Hohoho… suatu terobosan baru dimana harga BBM yang akan naik. Penasaran nih seperti apasih Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia, oke langsung saja kita berkenalan dengan Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia.

Minimarket Lokal Terbaik Indonesia

Sebagai Minimarket Pertama yang memiliki member terbanyak di Indonesia. Alfamart memberikan banyak inovasi untuk memanjakan membernya. Salah satunya adalah dengan konsisten 2 minggu sekali memberikan Promo khusus untuk member-membernya baik untuk berbelanja di Alfamart atau pun di merchant-merchant yang banyak bekerja sama dengan Alfamart untuk memberikan potongan harga atau harga spesial.

Member Alfamart Minimarket

Adalah sebutan untuk para pelanggan setia Alfamart. Para member Alfamart akan mendapatkan berbagai macam keuntungan dan kejutan special dari Alfamart seperti: HematKu, Kalender Belanja, Specialku dan Hadiahku, serta program ekslusif lainnya. Member Alfamart adalah pelanggan yang memiliki dan bergabung dalam keanggotaan Kartu AKU, A Card Flazz atau Kartu AKU BNI.
Untuk dapat menikmati Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia, pelanggan harus terlebih dahulu terdaftar sebaga member Alfamart. Dapatkan juga bermacam-macam keuntungan yang akan didapat pelanggan ketika bergabung di Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia.

Tulisan 15_Teori Organisasi Umum 2


Perencanaan Organisasi Kewirausahaan

Karakteristik Umum Perencanaan

Pada saat membahas tentang Promo Indonesia dan Agen Bola, sempat terlintas di pikiran saya tentang Perencanaan Organisasi Kewirausahaan. Dan bagaimana langkah-langkah untuk menyusun strategi atau perencanaan tersebut. Ada beberapa pokok pembahasan yang mungkin nanti akan dibahas di situs ini. Antara lain adalah, Karakteristik Umum Perencanaan, Jenis-Jenis Perencanaan, Perencanaan dan Tingkatan Manajemen, Pendekatan dalam Perencanaan dan masih banyak lagi seputar Perencanaan Organisasi Kewirausahaan ini. Tapi untuk postingan kali ini, saya ingin membahas pada poin pertama yaitu: Karakteristik Umum Perencanaan.

Definisi Perencanaan Organisasi Kewirausahaan

Perencanaan adalah proses menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya, sama halnya beberapa agen bola yang sudah dibahas disini seperti Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik Indonesia. Dalam istilah yang lebih resmi, perencanaan didefinisikan sebagai perkembangan sistematis dari program seperti Promo Member Alfamart tersebut sebagai perkembangan sistematis dari program tindakan yang ditujukan pada pencapaian tujuan bisnis yang telah disepakati dan dianalisa dengan proses evaluasi dan seleksi diantara diantara kesempatan-kesempatan yang terprediksi.

Tujuan Perencanaan Organisasi Kewirausahaan

Perencanaan Organisasional memiliki dua maksud yaitu perlindungan dan kesepakatan (Protective dan Affirmative). Maksud Protektif adalah meminimalisir resiko dengan mengurangi ketidak-pastian disekitar kondisi Bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajemen yang berhubungan. Tujuan Affirmatif adalah membentuk usaha terkoordinasi didalam sebuah organisasi. Tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya koordinasi dan timbulnya keidak efisienan. Akan tetapi tujuan mendasar dari perencanaan adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Koontz, O’Donnel menyatakan bahwa maksud perencanaan adalah “untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan “. Tujuan lain dari perencanaan berkisar pada maksud mendasar ini.

Keuntungan dan Kerugian Organisasi Kewirausahaan

Program perencanaan memiliki banyak keuntungan, contoh kasus seperti pada postingan yang berjudul Dukung Piala Euro 2012 bersama Agenbola338.com dimana adalah membantu berorientasi ke masa depan. Wirausahawan harus bisa melihat keluar dari masalah harian yang normal untuk memproyeksikan apa yang akan mereka hadapi di masa mendatang. Kedua, koordinasi keputusan. Keputusan hendaknya tidak dibuat sekarang tanpa adanya gagasan tentang bagaimana ia mempengaruhi keputusan yang harus dibuat besok. Fungsi perencanaan membantu wirausahawan dalam usahanya mengkoordinasi keputusan.
Perencanaan menekankan tujuan organisasional, dimana tujuan organisasional adalah titik   awal perencanaan, wirausahawan secara konstan diingatkan dengan apa yang akan dicapai organisasi mereka. Jika fungsi perencanaan tidak dilaksanakan dengan baik dalam sebuah organisasi atau perusahaan, bisa jadi akan menimbulkan kerugian-kerugian. Penekanan pada program perencanaan akan memakan banyak waktu manajemen. Manajemen harus membagi antara waktu yang digunakan untuk perencanaan dengan waktu yang digunakan untuk fungsi manajemen lainnya seperti pengorganisasian dan pengawasan terhadap Perencanaan Organisasi Kewirausahaan.

Kamis, 18 April 2013

Tulisan 14_Teori Organisasi Umum 2


Harga BBM Naik, Inflasi Membesar

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sampai saat ini masih menghitung dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap inflasi nasional. Asumsi awalnya, jika harga BBM dinaikkan, maka inflasi akan membesar.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sampai saat ini pemerintah masih menawarkan opsi-opsi pengendalian BBM bersubsidi, namun belum menghasilkan keputusan pasti terkait hal tersebut.
"Kalau semua segmen BBM bersubsidi mau dinaikkan, maka dampaknya akan lebih besar ke inflasi. Bahkan meski kenaikannya cuma Rp 500-1.000 per liter," kata Perry saat ditemui usai pelantikannya di kantor Mahkamah Agung Jakarta, Senin (15/4/2013).
Perry menambahkan resiko terhadap inflasi akan semakin besar bila semua segmen pemakai BBM bersubsidi mengalami kenaikan harga. Namun bila yang dinaikkan atau yang dikendalikan BBM bersubsidinya hanya mobil pribadi maka dampak ke inflasinya akan relarif lebih rendah.
Hal itu disebabkan sekitar 60 persen pengguna BBM bersubsidi dikontribusikan dari pengguna sepeda motor, mobil angkutan umum dan kendaraan non pribadi. Meski masih ada juga mobil pribadi yang masih menggunakan BBM bersubsidi.
Namun sampai saat ini BI belum berani merilis angka pasti terkait dampak kenaikan harga BBM bersubsidi ke inflasi. "Meski ada kenaikan harga pun, dampak ke inflasinya juga untuk jangka pendek saja, biasanya tiga bulan juga selesai," tambahnya.
Meski ada dampak ke inflasi, BI menganggap bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi ini tidak akan mengubah target inflasi hingga akhir tahun yakni masih sebesar 4 plus minus 1 persen.

Tugas 1_Teori Organisasi Umum 2


Perilaku Konsumen, Surplus Konsumen dan Elastisitas Harga

I.    Perilaku Konsumen
Definisi Perilaku Konsume
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarianpemilihanpembelian,penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan denganmudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan denganpertimbangan yang matang. 

Pendekatan Perilaku Konsumen
A. Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi Asumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut :
Ø   Konsumen rasional,
artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
Ø   Berlaku hukum Diminishing marginal utility,
artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Ø   Pendapatan konsumen tetap,
artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
Ø   Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap,
artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Ø  Total utility
adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

B. Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach
Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah :
1.    Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
2.    Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
3.    Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
4.    Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
5.    Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6.    Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C

Persaman dan Perbedaan
·         Persamaan Kardinal dan Ordinal
Yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya(maximum utility)
·         Perbedaan kardinal dan Odinal
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utiliy (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .

II.   SURPLUS KONSUMEN
Definisi Perilaku Konsume
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen.
Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.

Contoh : Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.
 

Surplus Konsumen (Consumer Surplus)
·         Kesediaan konsumen membayar dikurangi jumlah yang sebenarnya dibayarkan konsumen.
·         Selisih antara kesediaan konsumen membayar dengan nilai yang sesungguhnya ia bayarkan.
·         Selisih antara kesediaan membayar dengan harga pasar.

Studi Ilmu Ekonomi Kesejahteraan dilihat dari keuntungan yang diterima pembeli / konsumen dari keikutsertaannya di sebuah pasar.
a.       Kesediaan Membayar (willingness to pay) à Jumlah maksimum yang mau dibayar oleh konsumen untuk memperoleh suatu barang
b.       Penggunaan Kurva Permintaan untuk Mengukur Surplus Konsumen
§  Hubungan antara ketinggian kurva permintaan dengan kesediaan membayar para calon pembeli
§  Pada setiap kuantitas permintaan, harga yang ditunjukkan oleh kurva permintaan sama dengan kesediaan membayar "pembeli marginal" (marginal buyer), yakni pembeli yang akan langsung meninggalkan pasar begitu harga naik lagi
c.        Bagaimana Harga yang Lebih Rendah Meningkatkan Surplus Konsumen
§  Pembeli senantiasa menginginkan harga yang lebih rendah untuk setiap barang atau jasa yang akan mereka beli, maka penurunan harga akan memperbesar kesejahteraan pembeli
§  Tambahan surplus konsumen itu ada dua macam
i.      Para pembeli lama yang dulu memberi produk yang bersangkutan (Q1) dengan harga awal yang lebih tinggi (P1) à Kenaikan surplus konsumen para pembeli lama ini identik dengan penurunan harga yang mereka bayarkan
ii.     Memperoleh kenaikan kesejahteraan karena kini mereka bisa membelinya dengan harga lebih murah (P2) à Surplus komsumen yang dinikmati oleh para pembeli baru tertarik ikut berpartisipasi di pasar setelah harga turun. Karena adanya pernbeli baru ini, maka kuantitas permintaannya bertambah dari Q1 menjadi Q2.
d.       Apa yang Diukur Surplus Konsumen
§  Tujuannya adalah untuk membuat penilaianan normatif tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang dibuahkan oleh mekanisme pasar.
§  Merupakan ukuran yang baik bagi kesejahteraan ekonomis konsumen
§  Menghormati preferensi (pilihan, atau kecenderangan perilaku) pembeli.
§  Merupakan cerminan kesejahteraan ekonomis para konsumen.
III.  ELASTISITAS HARGA
Definisi Elastisitas Harga
Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta konsumen, akibat adanay perubahan tingkat barang. Dengan kata lain elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga.

Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga

Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya. 

Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas atau indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro
1.       Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand)
2.       Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand)
3.       Elastisitas silang (Ec)
4.       Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)

Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity of demand) 

Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan sebaliknya. 

Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1.       Tidak elastisitas (in elastic)
2.       Unitari (unity) dan
3.       Elastis (elastic) 

Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut : 
Δ Q ΔP Δ Q P
Eh : atau Eh = X
Q P ΔP Q
Dimana :
Eh adalah elastisitas harga permintaan
Q adalah Jumlah barang yang diminta
P adalah harga barang tersebut
Δ adalah delta atau tanda perubahan.

Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu : 
1. Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak. 


2. Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.

Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga tersebut, Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.

Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan
barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang 

Elastisitas akan besar bilamana :
1. terdapat banyak barang subsitusi yang baik
2. harga relatif tinggi
3. ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain 

Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1. benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2. barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3. Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan. 

Elastisitas Silang (The Cross Price Elasticity of demand) 
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y

Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.

Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya. 

Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx Py
Es = ——- x ——- > 0 Substitusi
Δ Px Qx 
Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0 Komplementer
Δ Py Qy

Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.

Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand) 
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.

Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.

Δ Q Δ Y Δ Q Y
Em = ——- : ——– atau Em = ——– x ——–
Q Y ΔY Q 

Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior.

Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.