Selasa, 23 Juli 2013

Tulisan 25_Teori Organisasi Umum 2


5 Kampus dengan Jurusan Pertanian dan Kehutanan Terbaik di Indonesia

  • Penulis :
  • Caroline Damanik
  • Senin, 13 Mei 2013 | 18:35 WIB
KOMPAS.com — Pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi negeri dan swasta sudah dan akan dibuka. Berminat untuk melanjutkan studi ke jurusan pertanian dan kehutanan, tetapi bingung mencari kampus yang terbaik?

Pemeringkatan QS World University Rankings by Subject 2013 ini bisa dipilih sebagai panduan untuk memilih. QS World University Rankings meluncurkan daftar lima kampus dengan jurusan pertanian dan kehutanan terbaik di Indonesia. Apa saja?

Tentu saja, nama Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi andalan di Indonesia dan QS juga mengakuinya. IPB ditempatkan di peringkat pertama dalam daftar tahun ini.

Bahkan, perguruan tinggi negeri yang berdiri tahun 1963 ini masuk ke dalam 200 perguruan tinggi dengan jurusan pertanian dan kehutanan terbaik di dunia. IPB duduk di peringkat ke-151-200.

IPB sejajar dengan sejumlah perguruan tinggi ternama lain di dunia, seperti Murdoch University Australia, Università Cattolica del Sacro Cuore Italia, dan University of Tasmania Australia. Meski duduk di peringkat yang sama dengan 49 kampus lain, IPB menerima dua QS Stars yang menunjukkan sejauh mana universitas tersebut bisa dipercaya.

Setelah IPB, Institut Teknologi Bandung (ITB) berada di peringkat kedua. Kampus ini memang dikenal pula dengan Program Studi Rekayasa Pertanian dan Kehutanan. Berikut daftar lima besar kampus dengan jurusan pertanian dan kehutanan terbaik:

1. Institut Pertanian Bogor (IPB)
2. Institut Teknologi Bandung (ITB)
3. Universitas Gadjah Mada (UGM)
4. Universitas Indonesia (UI)
5. Universitas Airlangga (Unair)

Di Asia, lima perguruan tinggi dengan jurusan pertanian dan kehutanan terbaik adalah Kyoto University di Jepang, The University of Tokyo, Kasetsart University di Thailand, Hokkaido University dan Tohoku University di Jepang. Kelimanya berada di 36 besar kampus dengan jurusan pertanian dan kehutanan terbaik di dunia.

Sementara itu, di urutan teratas daftar kampus terbaik dunia di bidang ini, masing-masing University of California, Davis, di Amerika Serikat, Wageningen University di Belanda, Cornell University di AS, University of Wisconsin-Madison di AS, dan Texas A&M University di AS.

Dalam melakukan pemeringkatan, QS World Ranking menggunakan indikator reputasi akademik, kualitas sumber daya manusia, jumlah tingginya kutipan yang dipakai peneliti, indeks H yang digunakan untuk mengukur produktivitas dan dampak dari sebuah karya ilmiah para peneliti dan sarjananya, serta kekuatan spesialisasi pada disiplin ilmunya.

Tulisan 24_Teori Organisasi Umum 2


Prediksi dan Tantangan Sektor Pertanian Indonesia Tahun 2013

Jakarta (29/10/2012) - Sektor pertanian nampaknya masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang pada sektor industri dan jasa. Selain dibutuhkan sebagai penyedia pangan nasional, sektor pertanian juga menyerap sebagian besar tenaga kerja. Pertanyaannya bagaimana situasi sektor pertanian pada tahun 2013?
Sektor pertanian mencakup sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, pertanian, perikanan dan kehutanan. Hingga saat ini sektor pertanian  menyumbang penyerapan tenaga kerja baru setiap tahunnya dan masih menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar angkatan kerja di Indonesia. Bahkan kebutuhan akan pangan nasional, masih menumpukan harapan kepada sektor pertanian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka tetap (ATAP) produksi padi tahun 2011 sebesar 65,78 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau turun 0,71 juta ton (1,07%) dibandingkan produksi tahun 2010. Penurunan produksi terjadi di Pulau Jawa, yaitu sebesar 1,97 juta ton. Namun, di luar Pulau Jawa justru terjadi peningkatan sebesar 1,26 juta ton. Sementara itu, angka ramalan (ARAM) I tahun 2012 memperkirakan adanya peningkatan produksi sebesar 2,84 juta ton (4,31%) dibandingkan tahun 2011, menjadi sebesar 68,62 juta ton GKG. Kenaikan tersebut diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 1,59 juta ton dan di luar Pulau Jawa sebesar 1,25 juta ton, yang disebabkan oleh adanya peningkatan luas panen sebesar 237.297 Ha (1,8%) dan produktivitas sebesar 1,23 kuintal/Ha (2,47%).
Mencermati terjadinya penurunan produksi padi di tahun 2011 yang mencapai 1,07%, target kenaikan angka produksi tahun 2012 sebesar 4,31% dinilai terlalu optimis. Hal itu didasarkan kenyataan bahwa sampai bulan Oktober 2012 di berbagai daerah belum turun hujan dan menyebabkan kekeringan waduk serta irigasi, sehingga sekitar 80.000 Ha sawah mengalami puso. Sementara itu, produksi padi Januari-Apil 2012 yang diklaim Kementan dan BPS mengalami kenaikan 4,7% dari tahun sebelumnya, juga diragukan keakuratan datanya karena Bulog sebagai pihak yang menyerap beras petani memperkirakan produksi padi pada periode tersebut hanya naik sebesar 1,3%. Di sisi lain, data peningkatan luas panen pada tahun 2012 dari BPS juga diragukan, karena data faktual tentang ketersediaan lahan pertanian tidak jelas dan laju alih fungsi lahan tidak terkendali.
Salah satu indikator yang menunjukkan masih kurangnya produksi beras dalam negeri, yakni adanya impor beras dan kenaikan harga beras. Hingga bulan Agustus 2012, jumlah impor beras sudah mencapai 1.033.794,255 ton. Sementara itu, rata-rata harga beras September 2012 naik 0,22% dibanding Agustus 2012 dan naik 7,98% dibandingkan September 2011. Pada komoditas jagung, data BPS menunjukkan ATAP produksi jagung tahun 2011 sebesar 17,64 juta ton pipilan kering atau turun sebanyak 684,39 ribu ton (3,73%) dibandingkan tahun 2010. Penurunan produksi tersebut terjadi di Pulau Jawa sebesar 477,290 ton dan di luar Pulau Jawa sebesar 207.100 ton. Data ARAM I tahun 2012 memperkirakan produksi jagung meningkat sebesar 18,95 juta ton pipilan kering atau 1,30 juta ton (7,38%) dibandingkan tahun 2011. Peningkatan produksi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 0,80 juta ton dan di luar Pulau Jawa sebesar 0,51 juta ton, yang disebabkan oleh peningkatan luas panen seluas 132,78 ribu Ha (3,44%) dan produktivitas sebesar 1,74 kuintal/Ha (3,81%).
Pada komoditas kedelai, data BPS menunjukkan ATAP produksi kedelai tahun 2011 sebesar 851.290 ton biji kering atau turun sebesar 55.740 ton (6,15%) dibandingkan tahun 2010. Penurunan produksi terjadi di Pulau Jawa sebesar 59.090 ton, namun sebaliknya di luar Pulau Jawa meningkat sebesar 3.350 ton. Sementara itu, pada ARAM I tahun 2012 produksi kedelai diperkirakan sebesar 779.740 ton biji kering atau turun 71.550 ton (8,4%) dibanding tahun 2011. Penurunan produksi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebesar 41.770 ton dan di luar Pulau Jawa sebesar 29.780 ton, yang diperkirakan sebagai akibat penurunan luas panen sekitar 55.560 Ha (8,93%) meskipun ada peningkatan produktivitas sebesar 0,8 kuintal/Ha (0,58%).
Tantangan yang diperkirakan akan dihadapi oleh sektor pertanian pada tahun 2013, pertama, musim kemarau tahun 2012 di beberapa daerah diperkirakan masih akan berlangsung hingga bulan November. Sementara itu, pada tahun 2013 diperkirakan ada pengaruh El Nino yang menyebabkan kekeringan akan terus berlanjut. Hal ini merupakan siklus dua tahun setelah La Nina. Kemarau panjang yang akan terjadi dapat menggeser musim tanam, sehingga akan mempengaruhi produksi. Kedua, diperkirakan masih akan terjadi permasalahan pada ketersediaan benih padi dan komoditas pertanian. Hal ini didasarkan pada kejadian di tahun 2010 dan 2011, dimana selalu terjadi keterlambatan pengadaan benih padi, sehingga menyebabkan ketergantungan pada produsen benih impor.
Dalam menyikapi kondisi sektor pertanian di tahun 2012 dan perkiraan tantangan yang akan dihadapi di tahun 2013, hal-hal yang dapat dilakukan, antara lain meningkatkan pengetahuan dan teknologi pertanian, terutama terkait perubahan cuaca dengan mengintensifkan pelaksanaan program Sekolah Lapang-Iklim bagi petani, menambah jumlah penyuluh pertanian sebagai pihak yang mendampingi petani melakukan penanaman, dan meningkatkan jumlah anggaran pertanian secara signifikan, terutama anggaran yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana irigasi.(*)

Tulisan 24_Teori Organisasi Umum 2


Daftar jalur kereta api di Indonesia

Jawa

Utara

NoJalurStatus KAStatus rel
1Merak-CilegonAktifAda
2Cilegon-SerangAktifAda
3Serang-TangerangBaruTidak ada
4Tangerang-JakartaAktifAda
5Jakarta-BekasiAktifAda
6Bekasi-CikampekAktifAda
7Cikampek-JatibarangAktifAda
8Jatibarang-CirebonAktifAda
9Cirebon-TegalAktifAda
10Tegal-PekalonganAktifAda
11Pekalongan-SemarangAktifAda
12Semarang-DemakTidak aktifAda
13Demak-KudusTidak aktifAda
14Kudus-PatiTidak aktifAda
15Pati-RembangTidak aktifAda
16Rembang-TubanbaruTidak ada
17Tuban-LamonganTidak aktifAda
18Lamongan-GresikAktifAda
19Gresik-SurabayaAktifAda
20Surabaya-SidoarjoAktifAda
21Sidoarjo-BangilAktifAda
22Bangil-PasuruanAktifAda
23Pasuruan-ProbolinggoAktifAda
24Probolinggo-SitubondoAktifAda
25Situbondo-BanyuwangiTidak aktifTidak ada

Selatan[sunting]

NoJalurStatus KAStatus rel
1Cilegon-AnyerTidak AktifAda
2Anyer-LabuanBaruTidak ada
3Labuan-PandeglangTidak AktifAda
4Pandeglang-RangkasbitungAktifAda
5Rangkasbitung-SerpongAktifAda
6Serpong-CibinongBaruAda
7Cibinong-BogorAktifAda
8Bogor-CibadakAktifAda
9Cibadak-SukabumiAktifAda
10Sukabumi-CianjurTidak aktifAda
11Cianjur-CirawaAktifAda
12Cirawa-BandungAktifAda
13Bandung-DayeuhkolotAktifAda
14Dayeuhkolot-GarutTidak aktifAda
15Garut-TasikmalayaBaruTidak ada
16Tasikmalaya-BanjarAktifAda
17Banjar-PangandaranTidak aktifAda
18Pangandaran-CilacapBaruTidak ada
19Cilacap-KroyaAktifAda
20Kroya-PurworejoAktifAda
21Purworejo-YogyakartaBaruTidak ada
22Yogyakarta-SoloAktifada
23Solo-WonogiriAktifAda
24Wonogiri-PonogoroBaruTidak ada
25Ponogoro-TrenggalekBaruTidak ada
26Trenggalek-TulungagungBaruTidak ada
27Tulungagung-BlitarAktifAda
28Blitar-KepanjenAktifAda
29Kepanjen-DampitBaruTidak ada
30Dampit-LumajangBaruTidak ada
31Lumajang-JemberAktifAda
32Jember-BanyuwangiAktifAda

Tengah[sunting]

NoJalurStatus KAStatus relSambungan
UtaraSelatan
1Serpong-JakartaAktifAda4/55/6
2Jakarta-CibinongAktifAda4/56/7
3Cikampek-PurwakartaAktifAda6/7-
4Purwakarta-CirawaAktifAda-11/12
5Bandung-CicalengkaAktifAda-12/13
6Cicalengka-CiawiAktifAda--
7Ciawi-TasikmalayaAktifAda-15/16
8Cirebon-PrupukAktifAda8/9-
8 (2)Tegal-PrupukAktifAda9/10-
9Prupuk-PurwokertoAktifAda--
10Purwokerto-BanjarnegaraTidak aktifAda--
11Banjarnegara-WonosoboTidak aktifAda--
12Wonosobo-KretekBaruTidak ada--
13Kretek-PurworejoBaruTidak ada-20/21
14Purwokerto-KroyaAktifAda-19/20
15Demak-PurwodadiAktifAda12/13-
16Purwodadi-DepokAktifAda--
16 (2)Semarang-DepokAktifAda11/12-
17Depok-SoloAktifAda-22/23
18Purwodadi-BloraAktifAda--
19Blora-CepuAktifAda--
20Depok-CepuAktifAda--
21Rembang-BloraAktifAda15/16-
22Cepu-BojonegoroAktifAda--
23Bojonegoro-LamonganAktifAda--
24Lamongan-JombangAktifAda--
25Solo-SragenAktifAda22/23-
26Sragen-MadiunAktifAda--
27Madiun-KertosonoAktifAda--
28Kertosono-JombangAktifAda--
29Jombang-MojokertoAktifAda--
30Mojokerto-BangilAktifAda21/22-
31Madiun-PonorogoTidak AktifTidak Ada-24/25
32Kertosono-KediriAktifAda--
33Kediri-TulungagungAktifAda-26/27
34Mojokerto-SurabayaAktifAda19/20-
35Bangil-MalangAktifAda21/22-
36Malang-KepanjenAktifAda-28/29
37Probolinggo-LumajangAktifAda23/2430/31
38Situbondo-JemberAktifAda24/2531/32
39Ponorogo-SlahungTidak AktifTidak Ada--
40Malang Kota Lama-Malang JagalanAktifAda--

Sumatra[sunting]

Timur[sunting]

NoJalurStatus KAStatus rel
1Banda Aceh-SigliTidak aktifAda
2Sigli-LhokseumaweTidak aktifAda
3Lhokseumawe-BinjaiTidak aktifAda
4Binjai-MedanAktifAda
5Medan-TebingtinggiAktifAda
6Tebingtinggi-KisaranAktifAda
7Kisaran-TanjungbalaiAktifAda
8Tanjungbalai-RantauprapatAktifAda
9Rantauprapat-BaganbatuBaruTidak ada
10Baganbatu-DuriBaruTidak ada
11Duri-MinasBaruTidak ada
12Minas-PekanbaruBaruTidak ada
13Pekanbaru-KerinciBaruTidak ada
14Kerinci-RengatBaruTidak ada
15Rengat-JambiBaruTidak ada
16Jambi-PalembangBaruTidak ada
17Palembang-PrabumulihAktifAda
18Prabumulih-BaturajaAktifAda
19Baturaja-BandarlampungAktifAda

Barat[sunting]

NoJalurStatus KAStatus rel
1Tebingtinggi-PematangsiantarAktifAda
2Pematangsiantar-PrapatBaruTidak ada
3Prapat-TarutungBaruTidak ada
4Tarutung-SibolgaBaruTidak ada
5Sibolga-PadangsidempuanBaruTidak ada
6Padangsidempuan-LubuksikapingBaruTidak ada
7Lubuksikaping-BukittinggiBaruTidak ada
8Bukittinggi-PadangpanjangTidak aktifAda
9Padangpanjang-PariamanAktifAda
10Pariaman-PadangAktifAda
11Padang-SolokBaruTidak ada
12Solok-SawahluntoBaruTidak ada
13Sawahlunto-MuaroTidak AktifAda
14Muaro-MuarabungoBaruTidak ada
15Muarabungo-BangkoBaruTidak ada
16Bangko-LubuklinggauBaruTidak ada
17Lubuklinggau-LahatAktifAda
18Lahat-PrabumulihAktifAda

Tengah[sunting]


NoJalurStatus KAStatus relSambungan
TimurBarat
1Tanjungbalai-TarutungBaruTidak ada7/83/4
2Pekanbaru-BangkinangBaruTidak ada12/13-
3Bangkinang-BukittinggiTidak aktifAda-7/8
4Padangpanjang-SawahluntoTidak aktifAda-8/9 ke 12/13
5Jambi-MuarabulianBaruTidak ada15/16-
6Muarabulian-MuarabungoBaruTidak ada-14/15


Sumber Reff.: http://id.wikipedia.org/wiki/Jalur_kereta_api_di_Indonesia