Senin, 28 Januari 2013

Tugas Tulisan 31


Sengketa Kepulauan Senkaku dirundingkan di New York

Rabu, 26 September 2012 19:31 WIB | 2410 Views

Kepulauan Senkaku yang disengketakan Jepang dan China. Jepang membeli dan mengupayakan secara ekonomi Kepulauan Senkaku itu. Kini kapal-kapal Penjaga Pantai Jepang secara efektif berpatroli dan menjaga premis Jepang di dekat daratan China itu. (www.wikipedia.org)
 ... Operasionalisasi Liaoning menegaskan ambisi luar biasa China untuk bisa menguasai kawasan yang kaya sumber daya alam dan energi itu...
Berita Terkait
Tokyo (ANTARA News) - Forum Sidang Umum ke-67 PBB di New York, dijadikan Menteri Luar Negeri Jepang dan China untuk berunding mengenai sengketa kepemilikan wilayah di antara mereka. Kepulauan Senkaku yang dimiliki dan diusahakan secara ekonomi oleh Jepang menjadi isu sentral. 

Menteri Luar Negeri Jepang, Koichiro Gemba, dan koleganya Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi, akan melakukan pembicaraan bilateral pada Selasa sore waktu setempat, kata laporan Jiji Press dan Kantor Berita Kyodo dari sumber diplomat yang tidak disebutkan namanya.

Hubungan antara kedua negara memburuk akibat perselisihan kepemilikan pulau tak berpenghuni yang dikuasai Jepang di Laut China Timur, yang oleh Jepang dinamakan Kepulauan Senkaku.

Pertemuan kedua menteri itu diusulkan setelah pembicaraan serius di Beijing, Selasa, yang tidak menghasilkan kesepakatan rekonsilasi mengenai sengketa mereka.

Wakil Menteri Luar Negeri China, Zhang Zhijun, tidak akan mentoleransi segala aksi sepihak Jepang yang menganggu keadulatan China, seperti keterangan dari Kementerian Luar Negeri China.

"Jepang harus meninggalkan angan-angan semunya, melihat tindakan mereka yang keliru dan memperbaikinya dengan langkah-langkah yang pantas," katanya, berdasarkan keterangan dari pemerintah China setelah pembicaraan yang dihadiri Zhang Zhijun dan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang, Chikao Kawai.

Sengketa yang berkepanjangan itu semakin memburuk, mengakibatkan demonstrasi di China.

Sejumlah perusahaan Jepang, termasuk Panasonic dan Honda terpaksa menghentikan produksinya sementara pada pekan lalu karena pemilik kedua perusahaan itu khawatir akan keselamatan pegawai dan asetnya.

Pada sisi lain, China mengklaim secara sepihak hampir seluruh wilayah Laut China Selatan yang kaya sumber daya alam dan energi. Dua hari lalu China mengoperasikan kapal induk pertamanya, bekas Varyag milik Angkatan Laut Ukraina, yang dibeli seharga 20 juta dolar Amerika Serikat. 

Oleh China, kapal induk kelas Admiral Kuznetzov itu dinamai Liaoning. Operasionalisasi Liaoning menegaskan ambisi luar biasa China untuk bisa menguasai kawasan yang kaya sumber daya alam dan energi itu. 

China berhadapan dengan klaim serupa --walau bukan klaim sebagian besar-- Laut China Selatan oleh empat negara ASEAN, yaitu Brunei Darusussalam, Kamboja, Viet Nahm, dan Filipina.

Jika China marah karena Jepang mengklaim dan mengupayakan aktivitas ekonomi atas Kepulauan Senkaku, namun China menafikan keberatan sementara negara ASEAN sejurus klaim sepihak China atas hampir semua Laut China Selatan.

China memerlukan sejumlah besar sumber daya alam dan energi untuk menjaga pertumbuhan ekonominya tetap pada posisi teratas di dunia; walau harus berseberangan dengan kepentingan negara kawasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar